Makalah Geng Motor Yang Meresahakan Masyarakat
MAKALAH
GENG
MOTOR YANG MERESAHKAN MASYARAKAT
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kelancaran
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “GENG MOTOR YANG
MERESAHKAN MASYARAKAT”ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada mata pelajaaran fisika
jurusan IPA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “GENG MOTOR YANG MERESAHKAN MASYARAKAT”bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada
guru mata pelajaran PKN jurusan IPA yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata pelajaran yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pupuan,12
Februari 2020
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................................................... ii
Bab
I Pendahuluan..................................................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1
1.2.
Pembatasan Masalah................................................................................................... 2
1.3.
Perumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.4.
Tujuan dan ManfaatPenulisan...................................................................................... 2
1.5.
Metode Penulisan........................................................................................................ 2
Bab
II Landasan Teoritis............................................................................................................ 3
Bab
III Pembahasan................................................................................................................... 6
3.1. Ciri-ciri Komunitas Informal.......................................................................................... 6
3.2 Ciri-ciri
Komunitas Formal............................................................................................ 6
3.3.
Pengertian Geng Motor................................................................................................. 6
3.4.
Faktor Penyebab Remaja Terlibat
dalam Geng Motor ..................................................... 7
3.5. Terbentuknya Geng Motor.............................................................................................. 7
3.6. Geng Motor yang Terkenal Serta Ciri
Khasnya................................................................ 8
3.7. Senjata yang Digunakan dalam Aksi
Kejahatan Geng Motor............................................. 8
3.8. Permasalahan yang Ditimbulkan Oleh Geng
Motor.......................................................... 9
3.9. Tanggapan Masyarakat Terhadap Aksi
Kebrutalan Geng Motor......................................... 9
3.10. Upaya yang Dilakukan Untuk Memerangi Teror
Geng Motor............................................ 9
Bab
IV Penutup......................................................................................................................... 10
4.1
Simpulan................................................................................................................. 10
4.2 Saran....................................................................................................................... 10
Daftar
Pustaka........................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak
semua kalangan menyebut perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tersebut
sebagai kejahatan. Ada yang menyebutnya dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan
remaja (Juvenile Delinquence) merujuk kepada perbuatan dan aktivitas remaja
yang berlawanan dengan norma-norma masyarakat, undang-undang negara dan agama,
seperti tawuran, mabuk-mabukan, kebut-kebutan, berjudi, mencuri, berzina,
berani kepada orang tua dan sebagainya. Remaja yang nakal itu disebut pula
sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh
pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat sehingga perilaku mereka dinilai
oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Segala hal yang
dapat dikatakan kenakalan remaja tersebut kadang dapat bergeser maknanya
menjadi gaya hidup (Life Style). Apabila ditanyakan, kebanyakan dari mereka
mengatakan kurang perhatian dari orang tua atau karena broken home. Kenakalan
remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang menunjukkan
penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada.
Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, faktor
keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor lingkungan sekitar yang
secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak.
Di awal
tahun 2000 terjadi sebuah fenomena yaitu hadirnya sebuah kelompok bermotor atau
dalam istilah lain sering disebut geng motor. Keberadaan kelompok atau geng
motor, dilihat dari kacamata sosiologis adalah sesuatu kewajaran. Kelompok ini
termasuk usia remaja, dan mereka juga manusia yang merupakan mahluk sosial,
karena itu wajar kalau mereka
memerlukan hidup secara berkelompok, dan
akhirnya membentuk geng
motor. Baru-baru ini kita dihebohkan dengan
berita penganiayaan dan
perampokan yang dilakukan oleh geng motor.
Keresahan sosial atas geng
motor yang merupakan kumpulan orang-orang
pecinta motor sudah sangat
terasa. Dimana geng motor suka kebut-kebutan,
tanpa membedakan jenis
motor yang dikendarai. Keresahaan atas ulah
geng motor yang menyelimuti
masyarakat karena sepak terjangnya semakin
beringas.
Hampir tidak diketahui dengan pasti apa
sebenarnya kegiatan yang dilakukan geng motor selain melakukan aksi-aksi brutal
dan apa motivasinya melakukan aks-aksi tersebut. Tindakan atau aksinya tidak
dapat ditebak kapan, dimana dan apa yang akan dilakukannya. Terkadang hanya
kebut-kebutan (berkendara dengan cepat saja), tetapi tidak jarang merampok,
merusak jalan dan bahkan membunuh. Hal ini yang menimbulkan dampak-
Untuk itu kami
menyusun makalah ini agar para pembaca dan khususnya orang tua dapat membedakan
organisasi formal dengan organisasi informal yang brutal seperti geng motor
agar putra-putrinya agar tidak terjerumus kedalam organisasi itu.
1.2
Pembatasan Masalah
Agar tidak menyimpang
dari permasalahan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka penyusun
membatasi permasalahan pada maraknya geng motor di Indonesia.
Makalah ini hanya akan menelusuri salah satu
contoh dari kenakalan remaja saat ini yaitu dampak negatif geng motor, yang
akan di bahas disini mencakup pengenalan sebuah kelompok brutal yang dinamakan
geng motor dan hal-hal yang berkaitan dengan geng motor.
1.3 Perumusan
Masalah
1. Bagaimana
ciri-ciri komunitas informal?
2. Bagaimana
ciri-ciri komunitas formal?
3. Apakah geng
motor itu ?
4. Faktor penyebab
remaja terlibat dalam geng motor?
5. Bagaimana
terbentuknya Geng Motor?
6. Geng motor
apa yang terkenal dan apa ciri khasnya ?
7. Senjata apa
yang digunakan dalam aksi kejahatan geng motor ?
8. Permasalahan
apa saja yang ditimbulakan dengan adanya geng motor?
9. Bagaimana
tanggapan masyarakat mengenai aksi kebrutalan geng motor tersebut?
10. Upaya apa yang dilakukan untuk
memerangi teror geng motor liar yang makin meresahkan masyarakat akhir-akhir
ini?
1.4 Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian praktik PKN serta bertujuan
untuk berbagi pengetahuan yang di dapat dari pembuatan makalah ini tentang geng
motor terhadap pembaca.
Tentunya karya tulis ini
memiliki manfaat baik bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
a. Penyusun bisa lebih mengetahui
kebrutalan anak remaja yang mengikuti geng motor beserta hal lainnya mengenai
geng motor.
b. Makalah ini dapat menjadi bahan
referensi bagi pembaca agar bertambah wawasan dan pengetahuaannya. Pembaca juga
bisa mengetahui lebih dekat akan dampak yang diberikan oleh geng motor di
Indonesia saat ini.
1.5 Metode
Penulisan
Metode yang di pakai
dalam karya tulis ini adalah Metode Study Referensi yaitu metode yang dilakukan
dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Dalam metode yang penulis
lakukan, penyusun mengumpulkan berbagai referensi yang tepat dengan
permasalahan yang terkait, sumbernya di dapat dari dari internet.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kriminalitas atau tindak kriminal merupakan segala
sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan.Pelaku
kriminalitas disebut seorang kriminal.Biasanya yang dianggap kriminal adalah
seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari
kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh
seorang hakim, maka orang ini disebut seorang terdakwa.Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara
hukum yaitu seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan
bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana
atau narapidana.
Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan
mengenai perbuatan apakah yang dapat dikatakan sebagai kejahatan. Definisi
kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan pengertian kejahatan dalam
kriminologi yang dipandang secara sosiologis.
Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai
suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan
diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis kejahatan
merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain
terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial
dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi
informal, dan reaksi non-formal.
Sebab –
sebab Kriminalitas :
1.
Pertentangan
dan persaingan kebudayaan
2. Perbedaan ideologi politik
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6.
Mentalitas
yang labil
Akibat
Tindakan Kriminalitas :
1.
Merugikan
pihak lain baik material maupun non material
2. Merugikan masyarakat secara keseluruhan
3. Merugikan negara
4. Menggangu stabilitas keamanan masyarakat
Solusi
Kriminalitas :
Mengenakan sanksi hukum yang tegas
dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat
Mengaktifkan
peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
Selektif
terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa sendiri
Menjaga
kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural, seperti sekolah, pengajian dan organisasi
masyarakat
Adapun
tipe atau jenis-jenis menurut penggolongan para ahlinya adalah sebagai
berikut :
Penjahat
dari kecendrungan (bukan karena bakat).
Penjahat
karena kelemahan (karena kelemahan jiwa sehingga sulit menghindarkan diri untuk
tidak berbuat).
Penjahat karena hawa nafsu yang
berlebihan dan putus asa.
Tindakan
kriminal ada yang bersifat sembunyi- sembunyi dan ada juga yang
terang-terangan.Kriminalitas masih menjadi satu kesatuan dengan kemiskinan, setelah
diperhatikan kemiskinan tidak hanya miskin harta tetapi juga miskin ilmu,
miskin harga diri, miskin hati dan banyak lainnya.Jika kejahatan meningkat itu
adalah salah satu faktor dari pengangguran yang ada karena para pengangguran
memiliki banyak waktu kosong selain itu juga kesenjangan ekonomi yang terlihat
jelas pada sekarang ini sehingga mereka para pengangguran merasa tidak adil dan
berfikir untuk melakukan tindak kriminalitas.Selain itu perubahan sosial yang
ada merupakan salah satu pemicu tindak kriminalitas.
Selain itu kriminalitas juga identik
dengan dunia remaja yang serba ingin tahu dan ingin mencoba hal – hal yang
baru. Dapat saya jelaskan seperti ini : Salah satu problem pokok yang dihadapi
oleh kota besar, dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di
pedesaan, adalah kriminalitas di kalangan remaja.
Dalam berbagai acara liputan
kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai
tindak kriminalitas di kalangan remaja.Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena
ini terus berkembang di masyarakat.Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan
oleh remaja sangat bervariasi, terutama dengan kehadiran geng-geng motor yang
sangat meresahkan masyarakat yang menjadi salah satu wadah sebagai watak
kebringasan remaja yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu linatas,
penjarahan, pemerkosaan bahkan sampai pada pembunuhan.
Tindak kriminalitas yang terjadi di
kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik.Hal ini bahkan diperparah
dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka
kriminalitas di kalangan remaja tersebut.Kenakalan remaja yang terjadi di
berbagai wilayah di Indonesia, dan dunia pada umumnya, dapat dikategorikan
sebagai sebuah bentuk perilaku menyimpang di masyarakat.Tentu saja fenomena ini
dapat dijelaskan dalam tataran ilmu sosial, hanya saja untuk mencari suatu
teori yang relevan yang dapat menjelaskan dengan baik mengenai kenakalan remaja
dibutuhkan kejelian tersendiri.
Kenakalan
remaja dapat diidentifikasikan sebagai bentuk penyimpangan yang terjadi di
masyarakat, dan dengan identifikasi ini maka kenakalan remaja dapat dijelaskan
dalam tataran ilmu- ilmu social.
Perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh remaja berupa tindakan kriminal membuat kita berpikir ulang mengenai
integrasi dalam masyarakat.Dipandang menjadi tertuduh utama, sebagaimana yang
dituduhkan dalam media massa, kenakalan remaja berupa tindak kriminal justru
memberikan pengaruh yang besar dalam masyarakat, meskipun pengaruh mereka
tidaklah diinginkan (unintended). Adanya kriminalitas di kalangan remaja
pun mendorong kita bertanya penyebab terjadinya tindakan tersebut.
Salah satu tuduhan mengenai
tingginya angka kriminalitas remaja atau lebih tepatnya kenakalan remaja adalah
tidak berfungsinya kelurga dan/atau ketidakberfungsian sosial
masyarakat.Keluarga di anggap gagal dalam mendidik remaja sehingga menyebabkan
mereka melakukan tindakan penyimpangan yang berujung dengan diberikannya sanksi
sosial oleh masyarakat.Alih-alih tertib, sanksi yang diberikan justru
menjadikan remaja menjadi lebih sulit diatur.Dan hal ini pula yang menyebabkan
masyarakat di anggap gagal dalam melakukan tindakan pencegahan atas terjadinya
perilaku menyimpang tersebut.Keluarga memegang peranan yang penting, dan hal
ini diakui oleh banyak pihak.
Keluarga merupakan elemen penting
dalam melakukan sosialisasi nilai, norma, dan tujuan-tujuan yang disepakati
dalam masyarakat, dan tingginya angka kriminalitas remaja sebagai konsekuensi
dari tidak berjalannya aturan dan norma yang berlaku di masyarakat dianggap
sebagai kesalahan keluarga. Jika melihat dari sisi teoritis, tentu saja bukan
hanya keluarga yang dipersalahkan, masyarakat pun dapat dipersalahkan dengan
tidak ditegakkan aturan secara ketat atau membantu sosialisasi norma dan tujuan
dalam masyarakat.
Salah
satu faktor lainnya yang juga harus diperhatikan adalah peer group remaja
tersebut. Teman sepermainan memegang peran penting dalam meningkatnya angka
kriminalitas di kalangan remaja.Sebagaimana yang dikatakan oleh Sutherland,
bahwa tindakan kriminal bukan lah sesuatu yang alamiah namun dipelajari, hal
ini lah yang menyebabkan pentingnya untuk melihat teman sepermainan remaja
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Ciri-ciri Komunitas Informal
Komunitas
informal adalah komunitas yang tidak memiliki aturan dalam kegiatannya,
biasanya memiliki ciri-ciri:
1.
Hubungan antar anggota tidak memiliki aturan
2.
Tidak memiliki aturan dalam setiap kegiatan
3.
Lebih berbentuk pribadi
4.
Tidak seperti kelembagaan atau lebih seperti komunitas yang bebas
3.2
Ciri-ciri Komunitas Formal
Komunitas
formal biasanya berbentuk seperti kelembagaan, biasanya memiliki ciri-ciri:
1.
Hubungan antar anggota memiliki aturan
2.
Memiliki aturan dalam kegiatan apapun
3.
Lebih berbentuk umum (tidak pribadi)
4.
Seperti kelembagaan (teratur)
3.3 Pengertian Geng Motor
Geng
motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang gemar kebut-kebutan, tanpa
membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor
dengan Club Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau
spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC
(Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva),
kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada
juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi
jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak
mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.
Sekarang
geng-geng motor sudah berada dalam taraf berbahaya, tak segan mereka tawuran
dan tak merasa berdosa para geng tersebut membunuh. Perbedaan mencolok dari
geng motor dan club motor adalah :
1.
Kebanyakan anggota geng motor tidak memakai perangkat safety seperti helm,
sepatu dan jaket.
2.
Membawa senjata tajam yang dibuat sendiri atau sudah dari pabriknya seperti
samurai, badik hingga bom Molotov.
3.
Biasanya hanya muncul pada malam hari dan tidak menggunakan lampu penerang
serta berisik.
4.
Jauh dari kegiatan sosial, tidak pernah membuat acara-acara sosial seperti
sunatan masal atau kawin masal, mereka lebih suka membuat acara membunuh masal.
5.
Anggotanya lebih banyak kepada kaum lelaki yang sangar, tukang mabok, penjudi
dan hobi membunuh, sekalipuntidak menutup kemungkinan ada kaum hawa yang ikut
dan wanita yang mengikuti geng motor biasanya hanya dijadikan budak nafsu
lelaki masal.
6.
Motor yang mereka gunakan tidak memiliki spion, sein, hingga lampu utama. Yang
penting untuk mereka adalah kencang dan mampu melibas orang yang lewat.
7.
Visi dan misi mereka jelas, hanya membuat kekacauan dan ingin menjadi geng
terseram diantara geng motor lainnya hingga sering terjadi tawuran diatas
motor.
8.
Tidak terdaftar di kepolisian atau masyarakat setempat.
9.
Kalau nongkrong, lebih suka ditempat yang jauh dari kata terang. Lebih memilih
tempat sepi, gelap dan berbau busuk.
10.
Kalau pelantikan anak baru biasanya bermain fisik, diperintah untuk berkelahi
dan minum minuman keras samapi muntah.
Namun
sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor yang berkedok club motor.
Berpakaian rapi, safety dan penuh perlengkapan berkendaraan namun arogan,
anarkis dan egois kalau dijalan serta tak segan mereka membuat rusuh bila
merasa diganggu. Selama AD/ART mereka jelas dan terdaftar dipihak kepolisian,
club motor tidak bakal berubah menjadi geng motor.
3.4 Faktor Penyebab Remaja Terlibat dalam
Geng Motor
Tentunya sangat banyak faktor
penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu
penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah
kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan
oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga
perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk
materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih
sayang dan perhatian orang tua.
Pada dasarnya setiap orang
menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya,
khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan
keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan,
perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka
mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah
mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman
sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak
broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan
eksistensinya.
Faktor lain yang juga ikut berperan
menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor
adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya
secara positif.
Remaja pada umumnya, lebih suka
memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang
legal sangat jarang digelar.Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar
manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang
aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka
dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum
yang berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.
3.5 Terbentuknya Geng Motor
Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta
motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan puluhan bahkan ratusan
orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman
demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran
adalah upaya dalam pencarian identitas mereka.Selama ini banyak anggota
geng motor itu dari kalangan anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka
berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan
berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai membunuh.
Geng motor merupakan wadah yang
mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak
lepas dari trend mode yang sedang berlangsung saat itu.Aksi brutal itu
perlu diredam.Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah,
lama-lama mencuri, merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah berani jahat ada
indikasi mereka mengkonsumsi narkoba.
Begitu pun membenci dan melawan
orang tua.Mereka sadar karena masih sekolah sumber keuangan ada di orang
tua.Oleh karenanya, jika orang tua tak memberi uang cukup, mereka terpaksa
membenci dan mengancam orangtuanya sendiri. Sedang aksi kejahatan berupa
perampasan dan perampokan, merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan.
Salah
satu sebab kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng
motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan, ada satu geng motor
yang ketua dan anggotanya merupakan pengedar dan pengguna obat-obatan.
Mereka ingin diakui
keberadaannya.Tapi ada juga yang asal mulanya hanya karena senang
kebut-kebutan.Penyebab tawuran antar geng motor meliputi banyak hal yang bisa
menjadi pemicunya. Mulai dari masalah rebutan wanita, daerah kekuasaan, hingga
wilayah pemasaran obat-obatan. Seperti disebutkan tadi, tidak sedikit anggota
geng motor yang terlibat dalam perdagangan narkoba.
Banyak anggota geng motor yang tak
begitu takut dengan aparat. Sebab tak sedikit pula anggota geng motor yang
punya beking kuat di polisi sendiri. Jumlah anggota geng di Indonesia kini
semakin banyak. Sebab jumlah motor semakin banyak serta kian teraturnya
organisasi geng motor. Di tiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau
motor hilang dirampas geng musuh atau polisi, mereka tidakakan rugi. Karena
rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil menjambret atau meminjam motor,
Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau masih duduk di bangku
SMU. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri.Karena itulah mereka sering
melakukan kejahatan agar bisa membeli obat-obatan tersebut.
3.6 Geng Motor yang Terkenal Serta Ciri
Khasnya
Berdasarkan penyelidikan, ada empat
geng terkenal di Indonesia yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GBR),
Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’
sama, mencetak anggota dari kalangan siswa SMP dan SMA menjadi remaja yang
berperilaku jahat dan tak lepas dari tiga sumpah di atas. Anggota bukan saja
laki-laki, tetapi banyak juga remaja putri yang senang berkumpul, berbaur
dengan putra.Merujuk dari tiga poin doktrin geng motor tersebut, dapat
dimaklumi kalau mereka selalu berbuat jahat karena termotivasi doktrin yang ada
di kumpulanya itu.Hanya saja, aksi kejahatan mereka kini semakin membabi
buta.Bukan saja sebatas tawuran atau merampas sepeda motor, tapi mereka sudah
berani merampok dan membunuh.Masalah kejahatan inilah yang kini jadi ‘momok’ warga
untuk tidak keluar pada malam hari.Dan sering membuat kewalahan polisi untuk
memberantasnya.
3.7
Senjata yang Digunakan dalam Aksi
Kejahatan Geng Motor
Untuk mendukung aksi geng motor,
Samurai, jenis golok berukuran panjang yang biasa digunakan oleh kelompok Ninja
di Jepang, menjadi senjata khas mereka.Tidak hanya saat tawuran, senjata ini
biasa dipamerkan pada saat konvoi. Samurai dilepas dan ujung runcingnya
digesekkan ke jalanan hingga memercikan cahaya api.
Senjata lainnya yang biasa digunakan
yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api jenis pistol. Tidak
tahu pasti siapa yang menggunakan senjata api, namun dari penuturan sebagian
anggota geng, semuanya pernah melihat teman satu gengnya menggenggam pistol
atau malahan diancam dengan pistol.
3.8
Permasalahan yang Ditimbulkan oleh Geng Motor
Tindakan yang dilakukan geng motor
belakangan ini kian meresahkan warga. Geng motor kini memang menjadi salah satu
perhatian utama pihak berwenang karena tindakan mereka kian berani. Selain
meminta korban sesama anggota geng, tindakan mereka juga mengambil korban
masyarakat biasa.Tak salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor tersebut
tidak berbeda dengan perampok atau pencuri.Tindak kejahatan yang dilakukan
sebagian besar perampasan barang berharga milik korban, seperti uang, HP,
dompet, hingga motor.
Dalam aksinya, mereka tak
segan-segan menganiaya korban. Jika geng motor tersebut tidak diantispasi sejak
dini, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah
jaringan kriminal terorganisisasi. Indikasi itu mulai muncul dengan tindak
penganiayaan yang dilakukan oleh anggota geng motor akir-akir ini. Kalau geng
motor brutal itu tidak segera dibubarkan maka akan sangat membahayakan karena
terdapat solidaritas sempit yang telah didoktrinkan kepada setiap anggota geng
motor tersebut, sehingga mengarah pada tindakan kriminal.
3.9 Tanggapan Masyarakat Terhadap Aksi
Kebrutalan Geng Motor
Keberadaan Geng Motor yang sudah
mengganggu ketentraman masyarakat yang juga sering terlibat tindak pidana
kriminal agar segera dibubarkan dan ditumpas. Terkait masalah Geng Motor yang
sudah meresahkan masyarakat itu, Menteri Pemuda dan Olahraga meminta pihak yang
berwenang agar menumpas dan membubarkan Geng Motor. Para pelaku kejahatan yang
berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai hukum.Sedangkan bagi
anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu segera disadarkan dan
ditangani secara persuasif.
Gejala sosial ini tidak boleh
dibiarkan.Harus ditangani secara simultan, antara penyadaran secara persuasif
dan tindakan hukum. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akansemakin meresahkan
masyarakat. Karena dalam praktek perekrutannya ada semacam baiat bagi anggota
baru dan ancaman hukuman.Seperti dipotong anggota badannya, bagi anggota yang
keluar dan buka mulut kepada orang tua atau kepada pihak berwajib.
3.10 Upaya yang Dilakukan Untuk Memerangi Teror
Geng Motor
Salah satu solusi yang bisa
memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran; kepedulian; dan kasih
sayang orang tua mereka sendiri. Solusi ini akan lebih efektif, mengingat
penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai bagian kehidupannya adalah
karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam memberikan terapi
kepada anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa
bekerja sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis
sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam
kasih sayang orang tua.
Sebagai upaya preventif terhadap
peningkatan jumlah anggota geng motor di kemudian hari, perlu dilakukan
penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama tentang akhlaq (moral dan
etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang
tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi
dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.
Tembak mati atau tembak melumpuhkan,
merupakan stimulus jitu untuk memberikan efek jera pada meraka.Namun, aksi
polisi mengarah kepenembakan itu belum bias terlaksana. Geng motor yang
diproses di pengadilan tak akan memberikan efek jera. Ketika pelaku divonis
bebas, rekan-rekannya menyambut dan mengelu-elukan. Jika anggota geng motor
ditangkap dan diadili maka anggota itu menjadi pahlawan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1.
Geng
motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak buruk anak muda.
Perkembangannya, tak lepas dari trend dan mode yang sedang berlangsung saat
itu.
2. Penyebab remaja terlibat dalam geng motor
yaitu kurangnya kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, dan ajakan dari
teman.
3. Anggota geng motor tidak lebih dari anak-anak
yang kurang perhatian dari orang tua mereka. Mereka itu ingin cari perhatian
dan dipuji-puji rekan satu gengnya karena di rumah tidak mendapat kasih sayang
orang tua.
4. Ada empat geng terkenal, yakni Exalt To
Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang
pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’ sama.
5. Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain
dekat dengan minuman keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan
terlarang.
6. Samurai merupakan senjata khas mereka.
Senjata lainnya yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api
jenis pistol.
7. Upaya memerangi teror geng motor liar antara
lain :
a.
Diperlukannya
peranan orang tua dalam membimbing perkembangan anaknya.
b.
Penanaman
Nilai-nilai Agama
c.
Peningkatan
pendidikan
d.
Tindakan
tegas aparat hokum
e.
Penyaluran
minat dan bakat anak sejak dini
f.
Mengikuti
kegiatan-kegiatan positif
Tidak ada sesuatu yang tidak bisa
diselesaikan.Kalau ada kemauan tentulah ada jalan keluarnya.Dalam persoalan
geng motor, resepnya hanya satu, keterlibatan semua pihak, terutama keluarga
untuk memberi bimbingan yang terbaik untuk anak-anaknya.
4.2
Saran
1.
Para
pelaku kejahatan yang berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai
hukum. Sedangkan bagi anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu
segera disadarkan dan ditangani secara persuasif.
2. Diperlukan semua pihak yang terkait dengan
kehidupan umat beragama, untuk benar-benar memahami betapa pentingnya ajaran
agama dan peningkatan amaliahnya.
3.
Proses
penyadaran anggota geng motor harus dilakukan dengan bimbingan konseling yang
mendalam dari ahlinya masing-masing.Sebaiknya sebelum kita mencoba untuk
menjadi salah satu anggota seharusnya berfikirlah yang panjang.Selain itu
sebaiknya kita jauhi apapun yang berbau kelompok informal yang memberikan
dampak negative.Karena lebih baik menghindar daripada mengobati. Selain itu
kita harus mengerti apa konsekuensi dari keputusan yang kita ambil jika kita
tidak mau menyesal kelak.
DAFTAR PUSTAKA
wordpress.com/2007/01/30/pos-214
http://www.seputar-indonesia.com Rabu, 07/11/2007
Liputan6.com, JUM/Tim
Liputan 6 SCTV
Pikiran Rakyat. Tuesday November 27, 2007
http://m.metrotvnews.com
KOMPAS.Saturday,
October 27, 2007
beritadotcom.blogspot.com/2007/10
http://elitasuratmi.wordpress.com/2012/05/02/geng-motor/
Belum ada Komentar untuk "Makalah Geng Motor Yang Meresahakan Masyarakat"
Posting Komentar